gravatar

BUMI KITA TUA DAN MARAH >:(

Halo semuaa....
sudah tahu kan soal banjir bandang yang terjadi di wasior,Papua beberapa waktu yang lalu? 



Sekali lagi kita berduka. Banjir ini di kait-kaitkan dengan Tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004. Karena 2 bencana ini menimbulkan efek yang sama-sama dahsyat. Namun tentu saja 2bencana ini berbeda,,tsunami (kalo ga salah) terjadi karena gempa tektonik,sedangkan banjir di Papua terjadi karena masalah ekologi seperti penebangan hutan yang brutal. Ribuan nyawa melayang karena kelalaian manusia sendiri. Sedih sekali,melihat di televisi tentang keadaan di Papua sekarang ini . Nih beberapa berita yang aq ambil dari berbagai sumber tentang bencana ini.

Kerusakan Hutan Penyebab Banjir Wasior  

Tim Liputan 6 SCTV


Liputan6.com, Wasior: Pemerintah dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) sepakat banjir bandang di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat yang menewaskan puluhan jiwa terjadi akibat rusaknya lingkungan di daerah hulu sungai. Kerusakan  ini terjadi akibat penebangan hutan dan pembangunan yang tak terkendali.

Walhi tidak setuju jika banjir bandang tersebut semata-mata hanya peristiwa alam saja. Pasca banjir, tim Walhi di lapangan menemukan puluhan ribu kayu gelondongan di 8 daerah diantaranya Wasior satu dan dua serta Kampung Rado.

Menurut Irhash Ahmady, manajer bidang bencana Walhi, "Kerusakan hutan ini diduga dilakukan oleh perusahaan penguasaan hutan yaitu PT Wapoga Mutiara Timur dan PT Darma Mukti Persada. Mereka merupakan 'pemain lama' di daerah Manokwari dan sekitarnya sejak tahun 1990-an."

Pernyatan yang sudah tentu dibantah oleh Sudibyo Heru, mantan karyawan PT DMP. "Sudah sepuluh tahun perusahaan menghentikan usahanya, dan jaraknya wilayah operasi juga jauh dari Wasior, jadi tidak mungkin akibat penebangan liar perusahaan" katanya.

Apapun argumentasinya yang pasti kota Wasior sudah luluh lantak akibat banjir bandang di kota ini terjadi Senin (4/10) pagi waktu setempat. Empat sungai yang mengalir dari hulu menuju kota Wasior meluap. Bagi para korban, peristiwa tersebut layaknya disebut sebagai tsunami kecil.(CHR/AYB)


Banjir di Wasior Bukan Sekadar Fenomena Alam  

Tim Liputan 6 SCTV

Batang dan akar pohon yang terbawa banjir bandang di Wasior, Papua.

08/10/2010 13:21
Liputan6.com, Jakarta: Banjir bandang yang menerjang Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, bukan semata-mata karena peristiwa alam. Demikian diungkapkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan di Jakarta, Jumat (8/10).

Bagi LSM Institute Indonesia Hijau, bencana banjir bandang yang merenggut puluhan korban jiwa itu tak lepas dari kontribusi sektor industri di Papua. Pasalnya, selain menyisakan puing-puing bangunan dan lumpur yang menyelimuti, ribuan kayu gelondongan juga tampak tersapu banjir.

"Hal itu menegaskan, peristiwa tersebut bukanlah murni karena murka alam. Kondisi ini adalah bukti nyata terjadinya aksi penebangan pohon di hulu sungai yang membelah kota ini," jelas kepala Institute Indonesia Hijau Chalid Muhammad.

Awal 2010 lalu, LSM Institut Hijau Indonesia mengungkapkan bahwa Papua Barat memiliki kerentanan terhadap bencana ekologis. Penyebabnya adalah alih fungsi lahan secara masif di kawasan itu. Dalam rentang waktu antara 2005 hingga 2009 juga dilaporkan terjadinya deforestasi nasional mencapai lebih dari satu juta hektar per tahun.

"Umumnya, ancaman bencana ekologis itu disumbangkan sektor industri ekstraktif," tambah Chalid. "Seharusnya Papua tidak boleh diperlakukan sebagai daerah yang diekploitasi atau dikeruk habis-habisan seperti yang sekarang ini sedang terjadi. Eksploitasi harus segera dihentikan, termasuk juga penghentian sejumlah izin penambangan, APH, dan pengembangan hutan untuk perkebunan."

Pernyataan senada diungkapkan para aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) beberapa hari lalu [baca: Kerusakan Hutan Penyebab Banjir Wasior]. Namun, meski fakta tampak benderang, pemerintah seolah menutup mata jika kawasan hutan di hulu sungai yang membelah kota Wasior telah rusak.

"Sekarang ini, illegal logging sangat sulit dideteksi. Meski begitu, pihak kepolisian dan para pejabat setempat telah berkomitmen untuk tidak memberikan toleransi terhadap para pelaku jika tertangkap," kilah Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan.

Yang pasti, bencana telah menerjang Kota Wasior. Empat sungai yang mengalir dari hulu melintasi Kota Wasior tak mampu menahan air dan meluap. Tsunami kecil itu meninggalkan duka yang mendalam.(CHR/SHA)







dan ini beberapa berita dari dunia tentang bencana yang terjadi :

BENCANA ALAM
Banjir Bandang Landa
Asia Timur dan Yaman

Jumat, 16 Juli 2010
BEIJING (Suara Karya): Sejumlah wilayah di Asia Timur, seperti China, Jepang, Taiwan, serta wilayah lainnya, termasuk Filipina dan Yaman, Kamis (15/7), dilanda banjir bandang disertai tanah longsor. Sedikitnya 23 orang tewas di Filipina, sementara di Yaman mencapai 15 orang, dan Jepang melaporkan dua warga Hiroshima tewas serta dua lainnya hilang dihantam banjir bandang.

Hujan deras dan angin kencang yang melanda Jepang memaksa pihak berwenang mengungsikan ratusan ribu orang dari rumah mereka. Sementara itu, China bersiaga menghadapi banjir terburuknya dalam beberapa tahun.
Di Filipina, aliran listrik di sekitar Manila berangsur pulih setelah Topan Conson menghantam ibu kota Filipina itu. Hingga kemarin, 23 orang dinyatakan tewas serta belasan orang lainnya hilang. Badan Risiko Badai Tropis menurunkan tingkat topan itu menjadi badai tropis, Kamis (15/7), tetapi Biro Cuaca Filipina mengatakan, pihaknya memperkirakan topan itu akan meningkat kekuatannya ketika berada di Laut China Selatan yang menuju China selatan dan Vietnam utara.
Conson diperkirakan akan menghantam daratan pada Jumat (16/7) malam. Ini menurut laman internet Badan Risiko Badai Tropis. Topan dan badai tropis ini sering menghantam Filipina, Taiwan, Jepang, dan China, serta Vietnam dalam pertengahan kedua setiap tahun. Topan dan badai tropis itu menghimpun kekuatan dari air yang hangat di Samudra Pasifik atau Laut China Selatan sebelum biasanya melemah di daratan.
Kantor Berita Jepang, Kyodo, mengatakan, pemerintah-pemerintah lokal merekomendasikan sekitar 300.000 orang dievakuasi dari rumah mereka, sedangkan Badan Meteorologi meramalkan hujan deras akibat sistem cuaca terpisah untuk daerah barat dan timur negara itu akan turun pada Kamis malam waktu setempat.Dari Sana'a, ibu kota Yaman, dilaporkan, sekitar 15 orang tewas pada saat banjir besar melanda tiga provinsi di Yaman.
Kantor Berita China, Xinhua, mengutip sumber pada Kementerian Pertahanan, Rabu (14/7), mengatakan, sejumlah orang juga masih hilang dalam banjir tersebut, dan regu penolong polisi melancarkan operasi pencarian dan penyelamatan untuk menemukan para korban yang masih hilang itu.Di Provinsi Ibb, sekitar 150 km selatan ibu kota, tujuh orang, termasuk dua wanita dan tiga anak-anak, tewas akibat banjir tersebut.
Di daerah Wisab Assafil dan Desa Maghrabat Khaish di Dhamar, banjir bandang menghanyutkan mobil, menewaskan seorang wanita yang berada di dalamnya, dan melukai beberapa orang lainnya.
Sementara itu, di Sana'a, sumber-sumber mengatakan, seorang tewas akibat banjir, dan seorang berkebangsaan Etiopia meninggal karena tersengat listrik.
China sendiri bersiap menghadapi banjir terburuk sejak tahun 1998, ketika ribuan orang tewas, sedangkan hujan terus mengguyur di hulu dan tengah Sungai Yangtze. "Meskipun situasi di Sungai Yangtze sekarang masih belum mencapai tingkat bahaya, namun keadaannya sangat membahayakan," demikian menurut surat kabar China Daily, Kamis (15/7), mengutip pernyataan pejabat senior urusan banjir Wang Jingguang.
"Jika hujan lebat menghantam daerah hulu Sungai Yangtze, ditambah dengan hujan di tengah dan hilir, maka banjir seperti yang terjadi tahun 1998 akan terulang," kata Wang. "Tidak ada alasan untuk optimisme karena Topan Conson yang akan memasuki wilayah itu akan menambah situasi bertambah buruk dalam pengendalian banjir."
Banjir di Sungai Yangtze tahun 1998 menewaskan lebih dari 4.000 orang dan lebih dari 18 juta orang diungsikan. Hujan yang melanda daerah luas China selatan telah menewaskan 400 orang tahun ini.
Badai-badai, pekan lalu, di Provinsi Yunnan, Sichuan, dan Hunan menewaskan setidaknya 41 orang dan menyebabkan hampir 40 orang lainnya hilang, banyak yang terkubur tanah longsor.
Presiden Hu Jintao dan Perdana Menteri Wen Jiabao memerintahkan pemerintah-pemerintah lokal agar meningkatkan usaha pertolongan dan mendesak agar penduduk yang tinggal di daerah-daerah yang berada dalam ancaman banjir dan topan direlokasikan untuk menghindari bencana alam itu.
Sementara di Jepang, ratusan warga di Jepang barat dan selatan diserukan untuk meninggalkan rumah mereka, saat hujan lebat dan tanah longsor menewaskan dua orang dan beberapa lainnya hilang.Badan Meteorologi Jepang, Kamis pagi, mengatakan, hujan deras diperkirakan akan melanda Jepang timur dan barat pada Kamis malam.
Tayangan televisi menunjukkan beberapa rumah hampir roboh setelah dilanda longsoran lumpur. Air sungai meluap dan membuat mobil-mobil yang ditinggalkan hampir seluruhnya terendam banjir di jalan-jalan.
Tayangan juga menunjukkan, seorang petugas regu penolong sedang berupaya menyelamatkan seorang pria yang jatuh dari pohon di satu sungai berair deras.
Kantor berita Kyodo mengatakan, pemerintah-pemerintah daerah telah merekomendasikan sekitar 300.000 orang dievakuasi dari rumah-rumah mereka. (AP/Ant/Adi)

Banjir Bandang Hancurkan Proyek 'Tembok Gaza' Mesir

Sabtu, 23/01/2010 04:57 WIB
Deras dan tingginya arus banjir bandang yang sejak Rabu (20/1) lalu meredam wilayah Provinsi Sinai Utara dan El-Arish, Mesir, rupanya tak hanya berdampak pada hancurnya rumah dan bangunan-bangunan di wilayah tersebut, tetapi juga merontokkan proyek tembok logam yang dibangun dan ditanam di sepanjang wilayah perbatasan Mesir-Gaza.
Selain menenggelamkan proyek 'tembok logam Gaza' yang ditanam pemerintahan Mesir sejak bulan lalu, banjir juga menghancurkan proyek 'pelabuhan keamanan' yang juga dibangun di wilayah perbatasan. Akibatnya, prosesi pembangunan dua proyek tersebut menjadi terhenti.
Surat kabar independen Mesir, al-Mashry al-Youm (22/1) melansir, banjir di wilayah El-Arish terhitung sangat parah, karena menggenangi hampir seluruh wilayah tersebut, mulai dari Timur hingga Barat. Ketinggian banjir bahkan menenggelamkan puluhan rumah dan komplek wisata.
Pemerintah provinsi El-Arish pun mengevakuiasi ratusan warga yang kehilangan tempat tinggal mereka di masjid-masjid, rumah sakit, dan sekolah-sekolah di bagian wilayah provinsi yang 'selamat' dari banjir.
Banjir juga menghambat penyaluran bantuan kemanusiaan internasional yang tengah didistribusikan untuk penduduk Gaza melalui pintu gerbang Rafah dan kota Shaikh Zayed, yang masih berada di dalam wilayah El-Arish.
Selain menerjang wilayah Timur Laut Mesir, banjir juga menggenangi beberapa wilayah Selatan negara itu, yaitu provinsi Aswan dan El-Menya. Beberapa pakar cuaca dan geologi mengatakan, banjir bandang ini diakibatkan oleh memburuknya cuaca secara ekstrim dan derasnya curah hujan. Banjir dengan kadar ketinggian dan kederasan semacam ini juga tercatat sebagai yang pertamakalinya sepanjang sejarah Mesir modern. (ags/msy)

Hugo Chavez: Senjata AS Penyebab Gempa Bumi di Haiti

Presiden Venezuela Hugo Chavez kembali melontarkan tudingan serius pada AS. Ia menengarai gempa bumi yang menimpa Haiti bukan gempa bumi biasa tetapi disebabkan oleh persenjataan milik AS. Menurut Chavez, gempa yang mengguncang Haiti tanggal 12 Januari kemarin adalah dampak dari uji coba "senjata tektonik" yang dilakukan AS.
Surat kabar Spanyol mengutip pernyataan Chavez yang mengatakan bahwa AS sedang "bermain-main menjadi Tuhan" dengan membuat senjata yang mampu menimbulkan dampak seperti yang ditimbulkan bencana alam seperti gempa bumi. Uji coba senjata "gempa bumi" itu, lanjut Chavez, dilakukan di lepas pantai Haiti sehingga menimbulkan gempa yang menewaskan 100.000 lebih penduduk Haiti.
Spekulasi bahwa gempa berkekuatan 7 skala Richter yang menimpa Haiti bukan gempa biasa, juga dilansir oleh banyak media massa di Venezuela yang menduga gempa itu kemungkinan ada hubungannya dengan proyek HAARP yang sedang digarap AS.
HAARP atau High Frequency Active Auroral Research Program adalah sebuah sistem yang bisa menimbulkan perubahan iklim yang drastis dan ganas. Pusat penelitian HAARP berada di Alaska yang diarahkan pada rekonfigurasi lapisan yang menyelubungi bumi, ionosfer untuk meningkatkan komunikasi satelit.
Kecurigaan bahwa AS sedang mengembangkan senjata "perusak lingkungan" bukan tanpa alasan karena mantan Menteri Pertahanan AS William Cohen pada tahun 1997 pernah mengungkapkan kekhawatirannya terhadap negara-negara yang mengembangkan senjata "teroris" yang bisa mengubah kondisi iklim, menimbulkan gempa bumi, gunung meletus dan sejenisnya dengan menggunakan gelombang eleltromagnetik. (ln/prtv)




:'( MemOyz TURUT berduka sedalam-dalamnya.

chat with ME !!!! (-^_^-)

Pengikut

FOLLOW

STATISTIC

BACKLINK

backlink backlink backlink Free BackLinks